Crimson Story series : The Revenge 2

Prasetya sister saga part 2​

#sehari sebelumnya
Dua orang remaja sedang berjalan bersama sambil berbincang ringan diselingi tawa. Tampak ada raut lelah dan keringat seperti baru saja menyelesaikan aktivitas berat. Di tangan sang mahasiswa terdapat sebuah bola basket.
“seru juga yah ko...main bola basket malam-malam...”
“iya seru banget latian bareng ama anak kampus sebelah..”
“kapan-kapan ajakin aku lagi yah...sama cici ku juga...”
“lah emang anak-anak cewek ga pada main?”
“iya tapi, koko tau sendiri aku sama cici jadwalnya bentrok terus sama latihan di JKT48”
“ah iya ya...”
“paling juga baru 2 minggu lalu main sama mereka...eh koko kok jarang main ke kelas? Lagi berantem ma joana ya?”
“eh enggak kok...dia katanya sibuk mau persiapan Uas, habis Uas kita rencana mau liburan ke bali”
“wah gitu ternyata...hihi...”
“eh gosipnya kamu dideketin sama si anu ya?”
“eh...”
Wajah gadis itu terkejut mendapat pertanyaan itu dari senior nya itu, wajah cerianya berubah jadi murung.
“iya ko...itu si anu lagi pdkt sama aku...cici sudah marahin dia kok...”
“parah tuh anak...kan dia juga tau posisi kamu kali sin...”
“iya makannya ci naomi juga kesal...baru kali ini ada yang gak nyerah sekalipun udah di labrak sama cici”
“jodoh kali hahaha....”
“bercandanya koko garing...hihihi”
“koko langsung pulang atau gimana?”
“kenapa mau nebeng sama aku? langsung pulanglah...ditunggu mama...kamu nunggu jemputan ya?”
“ah iya ko...”
“hahaha...salam buat cicimu ya dari koko...”
“sipp...aku ke dalam dulu ko...mau ganti pakaian dulu...tadi aku taruh di loker aku”
“loh...berani sendirian? aku temenin aja ya?”
“gausah ko...kan koko udah ditunggu tante kan? Kasian kelamaan nunggu koko...”
“yaudah...kamu hati-hati ya...”
“iyah ko...”
Mereka akhirnya berpisah di depan pintu masuk kampus, tanpa mereka sadari seseorang memata-matai mereka sejak dari tadi. Gadis itu berjalan masuk ke kampus, jam masih menunjukkan jam 8, Kampus sendiri mengakhiri jam perkuliahan pukul 9 malam. segera ia menaiki tangga menuju loker dan berencana ganti pakaian di toilet wanita,
“mungkin mandi sekalian deh kali-kali nanti lebih segar pas nyampe rumah” batin gadis itu.
ia lalu berjalan menuju ke toilet dilantai 4 karena tampaknya dilantai 1 masih ramai orang, tapi di situlah kesalahan gadis itu. lantai 4 seperti lorong horror saja karena malam-malam begini siapa juga yang mau pakai kelas atas, dosen-dosen juga udah malas naik turun tangga. Gadis itu mandi sambil bernyanyi dengan riang , sedang seseorang sudah menunggunya diluar kamar mandi. Setelah selesai mandi ia bergegas keluar, aroma harum tercium dari tubuhnya.
“hmm...wanginya bau tubuh sayangku....”
Gadis itu kaget saat mendengar suara seorang lelaki yang familiar di telingannya. Ia melihat seseorang sudah mengunci pintu toilet dari dalam dan menatap tajam ke tubuh gadis itu dengan tatapan mesum.
“eh...kamu...kok masuk to..ii..ile...eet... wanita? “ tanya gugup dari gadis itu
“aku kangen sama kamu sayang...sekarang cici ga lagi disini...jadi kita bebas...”
“tunggu frans...kamu mau ngapain???”
“ya berduaan sama kamu dong...sinka kusayang...”
Gadis itu ketakutan, ia sadar frans bisa nekat. Apalagi setelah beberapa hari yang lalu cicinya memarahinya dan membentaknya.
“kamu udah bikin aku malu dan di bentak sama cicimu...hmm kita lihat bisa apa aku sekarang sayang...”
Pria itu mulai mendekati sinka, matanya dipenuhi dendam dan amarah. Hari ini ia harus bisa melampiaskan dendamnya, kini cinta tulusnya telah berubah menjadi nafsu untuk menghancurkan hati sinka.
“kamu nolak aku gara-gara jkt48? Banyak kan member yang tetep pacaran diam-diam, itu Cuma akal-akalan kamu saja!!! Coba kalau aku lakuin ini apa kamu masih berat jkt48 daripada aku?”
Frans mengitari sejenak tubuh sinka mengamat-ngamati tubuh gadis pujaan hatinya. Tatapan frans yang jalang itu menyebabkan wajahnya ketakutan dan kedua tangannya disilangkan di dada padahal belum juga ditelanjangi. Tak bisa lagi menahan nafsunya, frans mendekap tubuh sinka dari belakang.
“fransss... jangan, aahh…sudah lepaskan !” sinka berusaha berontak ketika tangan frans mulai merambahi payudaranya.
“diam!!!!!!!!! Aku bisa patahin leher kamu sekarang!!!!!!, kamu tahu aku gak suka bercanda kan? Jangan paksa aku berbuat kasar ya...aku itu sayang lho sama kamu...nurut aja ya?”
Gadis itu Cuma mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. Kemudian frans memulai aksinya, tangan kekar miliknya mencengkram buah dada sinka dari luar bajunya dan meremasinya dengan gemas, lalu rambut panjang sinka dia sibakkan ke kiri dan menghirup aroma tubuhnya yang harum. Perasaan takut dan jijik sinka ditambah keputusasaan dirinya membuatnya meneteskan air mata, dirasakannya ada sebuah benda mengganjal dipantatnya dari balik celana levi’s frans, perlahan namun pasti dia mulai mengenal sebuah rasa aneh yang kini ia tau namanya adalah “terangsang” ketika lidah frans menyapu telak lehernya sehingga membuat bulu kuduknya merinding. frans meneruskan rangsangannya dengan menjilati telinga sinka, lidahnya didorong-dorong masuk ke dalam lubang telinga itu sehingga menyebabkan sinka menggelinjang dan meronta kecil antara menolak dan terangsang.
“Jangan…jangan, ahhh…ahh !”
“kenapa sayang...kamu menikmatinya ya??”
“frans...aku mohon, bukan kayak gini caranya....”
“lalu seperti apa sinka ku sayang??? Ah...kamu lebih suka dipanggil dudut ya? Hahaha”
Tangan kanannya kini mulai menyusup perlahan lewat bagian bawah baju sinka dan menyentuh perutnya lalu tangan itu menyusup ke balik bra-nya. sinka menggeliat karena tangan pria itu terasa geli di payudaranya yang halus, terlebih ketika frans menggesekkan jarinya pada putingnya. Sambil merasakan kepadatan dan kehalusan payudara sinka, frans mencupangi leher gadis itu, meninggalkan bekas merah pada leher putih itu. sinka cuma bisa menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya, menerima serbuan-serbuan erotis pria gila ini. Sekarang tangan frans yang satunya bergerak ke bawah perut sinka dan berupaya melepaskan sabuknya.
“frannss jangan....,jangan lakuin itu...” desisnya dengan terisak
Tanpa mempedulikan jerit sinka, frans terus bergerak membuka kancing disusul resleting celananya, dan kini masuklah tangan kiri frans lewat atas celana dalam sinka. Tangannya pada awalnya cuma mengelus-elus permukaanya, lalu sebentar kemudian jarinya mulai merayap masuk ke belahan vagina gadis itu mengaduk-aduk bagian dalamnya. Hal ini membuat tubuh sinka bergetar dan nafasnya semakin tidak teratur, rupanya sinka sudah terbawa permainan frans, ia tak bisa menahan diri lagi. Mulut sinka mulai menceracau tidak jelas dan kakinya terasa lemas, kalau saja tidak didekap oleh frans mungkin tubuh mungilnya sudah kehilangan topangan. frans meningkatkan serangannya untuk segera membuat gadis pujaannya takluk sepenuhnya dengan cara bermain-main di daerah klitorisnya, daging kecil itu dia gesek dengan jarinya dan sesekali ia coba pencet-pencet sehingga sinka tersentak dan mengerang, gadis itu tinggal pasrah saja membiarkan frans mengocok-ngocok vagina miliknya dengan jarinya.
“ah...kamu suka ya sayang...mmhh...udah basah, hehehe...”
“Ahh…mau apa kamu franss...sudaahh...lepasin, lepasin !” sinka menjerit kecil sambil berusaha meronta-ronta.
Frans membawa tubuh sinka ke sebuah meja yang nampaknya tadi sempat dipakai oleh pesuruh kampus untuk memperbaiki salah satu atap yang bermasalah. Dibaringkannya tubuh sinka diatas meja dengan kedua kakinya terjuntai. Begitu menurunkan tubuh sinka, frans dengan cekatan mencopot kemeja sinka diikuti tank-top hitam beserta bra dibaliknya. Kemudian ia lemparkan ke lantai, rontaan sinka justru memicu sisi iblis frans muncul, pria itu semakin bernafsu melihat rontaan gadis itu. Dengan sigap ditangkapnya kedua pergelangan tangan sinka lalu ia segera mencondongkan tubuhnya ke depan sampai nyaris menindihnya. Sinka Cuma bisa menggelengkan kepalanya kekiri dan kanan untuk menghindari frans yang makin mendekatkan wajahnya untuk menciuminya.
“frannss...jangan...aku gak ....mmmhhh” kalimatnya terputus saat bibir frans berhasil melumat bibir mungil sinka. Sinka mati-matian merapatkan bibirnya sebagai tanda penolakan, namun kepandaian dan kegigihan frans berhasil membuat pertahanannya jebol. Itu karena frans terus merangsangnya dengan menjilati bibirnya dan mendesak-desakkan lidahnya. Mulut sinka perlahan terbuka dan secara refleks menyambut lidah frans dan mulai beradu dengan panasnya. yakin gadis pujaannya sudah berhasil takhluk, frans mencoba untuk melepas pegangannya pada tangannya dan beralih mengelusi payudaranya. Nafas sinka sudah putus-putus saat frans melepas bibirnya, dia memalingkan wajahnya ke samping, tapi frans menatap wajah cantiknya dan mengelus wajahnya.
“sin, kamu ini cantik sekali, ini memang hari keberuntunganku , tiada cicimu disini mengangguku...terima saja diriku sayang...agar kita sama-sama menikmatinya ”
“sampai kapanpun aku tidak sudi menerima dirimu, dasar pria gila” umpat sinka dalam hati juga tatapan penuh kebencian.
Sekarang sasaran frans adalah kedua payudara sekal milik sinka, frans dengan amat rakus melumat daging kenyal itu dengan mulutnya, dikenyot dan dijilati, sementara tangannya meremasi yang sebelahnya. Sinka Cuma bisa meringis di tengah desahannya karena payudaranya terasa perih oleh remasan frans yang cukup kasar.
“ohhhhhh.......” sentilan-sentilan lidah frans disertai gigitan kecil pada putingnya yang ternyata adalah area sensitifnya, membuat sinka makin menggelinjang. Setelah puas menyusu pada payudara sekal milik sinka, frans melepaskan sepatu yang dipakai sinka agar bisa meloloskan celana gadis itu. sinka kini hanya bisa pasrah saja ketika celana berikut celana dalamnya ditarik lepas sehingga kedua paha mulus dan kemaluannya yang berbulu pun terlihat. Hawa dingin langsung menerpa tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang pun. Frans pun ikut membuka seluruh pakaiannya hingga kini juga bugil. sinka menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi dada dan diikuti mengatupkan kedua belah pahanya ketika melihat penis frans yang besar itu sudah mengacung dengan gagahnya.
“tenang...nanti pasti kamu bakal menikmatinya kok sayang...”
“Aahhh…franss...” desahan halus keluar dari mulutnya saat frans mulai menyapukan lidahnya pada bibir kemaluannya.
Lidah Frans semakin liar, lidah itu memasuki liang vaginanya dan bertemu dengan klitorisnya. Badan gadis itu bergetar seperti tersengat listrik dengan mata merem-melek. Bukan saja Cuma menjilati, frans turut memutar-mutarkan telunjuknya di liang milik gadis itu, sementara tangan lainnya mengelusi paha dan pantatnya yang mulus.
“nikmati saja...sayang...gausah ditahan....”
Lima belas menit kemudian, tanpa dapat ditahan lagi cairan cinta sinka membanjir keluar dari vaginanya diiringi erangan panjangnya, tubuhnya menggelinjang tak terkendali, sebuah orgasme dari orang yang memperkosanya. frans begitu rakus menyeruput cairan yang keluar hingga terdengar bunyi sslluurpp….sssrrppp…dari hisapannya.
Sinka pun lemas setelah mencapai orgasmenya barusan, matanya terpejam dengan nafas terengah-engah. Tiba-tiba dia membelakakan matanya karena merasa ada sebuah benda tumpul menyentuh bibir vaginanya.
“Jangan…frans jangan masukin !” katanya dengan suara lemas
“kamu mau aku ga masukin ini ke vagina kamu?”
“iyaaahh...jangan frans...”
“ok...tapi ada syaratnya...”
“apaahhh....uhh” desahnya saat frans menggesekkan penisnya di bibir vaginanya
“kamu kudu terima cinta aku...kamu mau jadi pacarku...dan...kamu beneran sayang sama aku...” frans mengambil handphone miliknya dan hendak mengarahkan kameranya ke arah sinka
“fraanns..hhh...ngaapaainn...pakaaii...kaamerraahhh...haannddphonee...segaallahh”
“bukti kalau kamu gak bohong ke aku nanti...”
“iyaahh...”
“iya apa?”
“iyaaahh aku mau...ahhh” frans menggesekkan lagi penisnya
“yang jelas dong...atau aku masukin nih...”
“ahhh...jangaaan...iyaaahhh...akkkuuu juga sayaangg saamaa kamu fraanss...aku mauu jaadii pacaarr kamuuhh...ahhh...udahhh kaann?”
“apa buktinya?”
“aku relaa...lakuiinn apa sajaa...buatt kamuu...sayaanngg...”
“ah cantiknya...kalau aku pengen seks sama kamu gimana coba??”
“ahh...bolehh...tapi...”
“ah... makasih dudutku sayang....”
segera ia lemparkan hp miliknya ke atas tumpukan pakaiannya di lantai, lalu kedua betis sinka dia sangkutkan di bahunya yang lebar.
“franss...kamu mau ngapain...”
“makasihh sayang udah ijinin aku ngentotin kamu di hari pertama kita jadian...aku sayang kamu...uuhh” begitu menyelesaikan kata-katanya ditekannya penis itu masuk.
sinka merintih menahan nyeri saat penis frans menyeruak ke dalam vaginanya yang sempit, demikian frans juga ikut meringis menahan sakit merasakan penisnya tergesek dinding vagina kekasih barunya. setelah beberapa kali gerakan tarik dorong yang kasar ataupun lembut, penis itu akhirnya tenggelam seluruhnya. Mata sinka sudah basah oleh air mata, tangisan yang disebabkan rasa frustasi, nyeri, dan ketidakberdayaan. Penis itu terasa sangat sesak di liang vaginanya, darah keperawanan sinka pun mengalir keluar dari celah-celah sempit diantara vaginanya yang tersumpal penis frans.
“oohh…enak banget sayaang, sempit, legit, hehehe…!” katanya sambil mulai menggenjot vagina sinka tanpa memberi waktu vagina itu membiasakan diri dengan penisnya. Frans mulai meningkatkan tempo goyangannya, penis itu menggesek dan menekan klitorisnya ke dalam setiap kali menghujam. Kedua payudara sinka yang membusung tegak itu ikut berguncang hebat seirama guncangan badannya. Frans lalu meraih yang sebelah kanan dan meremasnya dengan gemas. Ia menyesali ucapan dirinya kepada cicinya tadi sore setelah mata kuliah mereka usai, sore tadi cicinya menyempatkan datang kekelasnya.
#Flashback sinka
“kamu mau basket sama tim basket cowok???”
“iya ci, diajakin sama temen sekolah cici dulu, ko ernest...”
“gausah lah dut, mending pulang gih nemenin mami...”
“ci...sekali-kali libur latihan dipakai main basket gpp lah...udah lama gak main...cici sendiri mau kemana?”
“cici ada perlu sama kak sendy dan dhike, mereka minta ditemenin nyari tas...”
“aku perhatiin cici kok berubah ya...”
“berubah gimana sih?”
“ya itu semenjak ci naomi jadi 4 Duren...ci naomi jadi berubah, dulu ci naomi itu gak begitu suka hambur-hamburin duit alias pelit ngeluarin duit, belanja aja kalau ga kepepet dan dibayarin mana mau...sekarang rajin banget main ngabisin duit sama mereka, aku ga masalah temenan akrab sama ci sendy dan ci dhike tapi .....” kalimat sinka diputus oleh naomi
“oh gitu..... jadi sekarang adekku sudah pinter menilai ya...” prok...prok
“hebat ya...sin, bukannya kamu yang berubah?” kali ini nada naomi meninggi disertai merubah memanggil adiknya dari “dek” menjadi “sin atau Sinka”
“apa maksud cici?”
“kayaknya semenjak kamu jadi center love trip kamu merasa hebat ya? Sampai bisa nilai aku? ah mungkin itu memang apa yang kamu pendam selama ini ya? Aku mati-matian push kamu bikin kamu juga berkembang bareng aku, rela nunggu supaya aku bisa kuliah bareng kamu juga, ternyata busuk ya kamu dibelakang aku...”
“cici ngomong apasih?”
“padahal aku tuh sayang sama kamu sin, kemarin waktu si frans gila , yang nganggep kamu pacarnya gangguin kamu, siapa yang nolong kamu? Aku sin...bisa gak kamu ngatasin sendiri hah? Gak nyangka ya adikku yang dulu waktu kecil sering main buaya-buayanan sama aku sampai jatuh dari pagar, ternyata sekarang lebih memilih jadi musang berbulu domba....”
Sinka terus memilih diam ketimbang menanggapi omelan cicinya, namun kesabarannya berakhir ketika cicinya itu tidak berhenti mengomel. Kali ini pertengkaran mereka nampaknya akan berbeda
“ci, dari tadi aku udah diem ya dikata-katain, yang jadi kakak itu ci naomi atau aku sih! Kalo cici mikir aku kayak gitu sih itu hak cici...makasih udah ngingetin kalau aku pernah jatuh dari pagar dan cici gagal nangkap aku! makasih juga udah ngelindungin aku selama ini , kalo cici ngerasa keberatan aku bisa jaga diri aku sendiri, cici gak perlu lagi jaga aku, dan ya...makasih buat yang kemarin pas ada frans...ma..ka...si..h... N..A...O...M...I”
gadis itu pergi dari ruangan itu disertai beberapa butiran air mata. Naomi Cuma terdiam , hatinya merasa bersalah, biasanya mereka ketika berantem Cuma sebentar, nangis bareng lalu tertawa bareng dan berpelukan, sekalipun sebelumnya jambak-jambakan. Sudah kewajibannya sebagai seorang kakak menjaga adiknya bukan malah sebaliknya.
“maafin cici...dut” sambil tertunduk sendirian di kelas itu ia meminta maaf pada adiknya, namun kali ini berbeda, tidak ada jawaban dari sinka seperti sebelum-sebelumnya, ruangan itu tetap sunyi. Naomi merogoh handphone dari tasnya, ia menghubungi seseorang.
“sorry, kayaknya aku gak bisa deh dhike...sorry banget”
Sempat berfikir mengejar sinka, namun ia urungkan, “mungkin sinka butuh waktu buat sendiri sekarang” batinnya. Naomi lalu memutuskan menunggu adiknya dirumah.
Lama-lama Tanpa disadari oleh sinka, tubuhnya juga ikut menggoyangkan pinggulnya seolah merespon gerakan frans.
“Turun sayang, aku kepingin ganti gaya”
Mungkin karena fikirannya masih belum kembali sepenuhnya, sinka menurut saja ketika frans memintannya ganti gaya dan turun dari meja. frans mengatur posisi sinka supaya berdiri dengan pantat yang agak sedikit ditunggingkan, tangan gadis itu bertumpu pada meja di depannya. Kemudian kembali penis frans masuk ke vaginanya dari belakang. Kini dalam posisi demikian, frans asyik memaju-mundurkan pinggulnya sambil berpegangan pada kedua payudara sinka. Mulut frans sibuk menciumi pundak dan leher kekasih barunya sehingga membuat sinka serasa terbang, kini dia tidak merasa sedang diperkosa lagi karena tubuhnya turut menikmatinya. Ditariknya wajah kekasih barunya hingga menengok ke belakang dan begitu wajahnya menoleh bibir frans langsung memagut bibirnya. Karena sudah pasrah, sinka pun ikut membalas ciumannya, lidah mereka saling membelit dan beradu, air liur mereka menetes-netes di pinggir bibir.
Setelah sepuluh menit dalam posisi berdiri itu, sinka merasa genjotan frans padanya makin kencang dan disusul cairan hangat memenuhi rahimnya. pria melenguh panjang, penisnya masih terus menghujam-hujam ke arah vagina miliknya namun kini frekuensi goyangannya melemah, sperma yang pria itu tumpahkannya sebagian meleleh membasahi selangkangan sinka. Untuk yang satu ini sinka merasa agak lega karena saat ini bukanlah masa suburnya, cicinya naomi mengajarkan padanya tentang masa-masa subur dan tidak subur pada wanita, mereka bahkan sempat cekikian bersama ketika membahas hal ini disertai obrolan soal seks, tapi ia juga merasa kesal karena frans memilih menumpahkan spermanya didalam vagina miliknya tanpa bertanya terlebih dulu, bagaimana seandainya kalau saat itu sedang subur, tapi…kalaupun ya, apakah frans mau tahu.
Pikiran sinka masih melayang-layang disertai tatapan mata kosong ketika nafsu frans mulai bangkit lagi. Dia menarik tubuhnya dari meja dan berpindah ke lantai tanpa melepas penisnya yang masih menancap, lalu diaturnya posisi sinka seolah-olah seperti sinka sedang merangkak. dinginnya lantai toilet menjalari tubuh sinka begitu lutut dan tangannya menempel di sana. Kembali frans menghujamkan lagi batang penisnya dengan berbagai variasi, sinka pun mengiringinya dengan lenguhan. rasa nikmat mengaliri tubuh gadis itu, sampai dia merasa dinding-dinding vagina miliknya terasa makin berdenyut-denyut serta makin menjepit kuat penis yang sedang menghajarnya.
“Aahh…franss…ssshhhhhh…!”
tubuhnya mengejang hebat, dan cairan kewanitaannya bercampur dengan sperma yang tadi ditumpahkan frans meleleh keluar membasahi paha dalamnya. Setelah klimaksnya mereda frans segera mencabut penisnya dan pindah ke depan. Ia tarik rambut kekasihnya sehingga tubuhnya berubah ke posisi berlutut.
“ayo cepat hisap sayang, cepat”
sinka pun segera meraih penis yang sudah penuh sperma itu, sambil memejamkan mata dimasukkannya benda itu kemulutnya. Walaupun ada perasaan jijik dengan baunya dan bulu-bulu kasarnya yang sudah basah, mau tidak mau ia harus mengulumnya, lalu menghisap dan diikuti memainkan lidahnya dengan harapan si gila ini keluar secepatnya dan membebaskannya.
“yah...terus...emmmhh...enak sekali sayang...kamu jago juga yah....”
beberapa menit kemudian, frans mengerang panjang bersamaan dengan menyemprotnya spermanya di dalam mulut sinka. Gadis itu gelagapan karena dipaksa menelannya padahal keluarnya cukup banyak, sebagian cairan kental bahkan sampai meluap membasahi bibirnya. Sebelum semprotannya berhenti, frans sudah menarik penisnya dari mulut sinka sehingga sisanya mendarat di pipi dan hidung. tubuh sinka pun ambruk di lantai kelelahan.
“makasih ya sayang, hahaha...hari pertama jadi pacarmu aku benar-benar bangga, ingat jangan lapor ke cicimu atau siapapun, atau rekamanmu nanti aku sebar lho...nanti semua pria pasti pengen punya pacar kayak kamu...haha kasian para wota”
Pria itu setelah merapikan pakaiannya, bergegas pergi tanpa peduli dengan kekasih barunya itu. tanpa mereka sadari seseorang juga baru saja meninggalkan lantai 4 terlebih dahulu dari mereka dengan sebuah senyum penuh arti. Begitu sampai di rumahnya, sinka bertemu dengan cicinya, nampaknya maminya sudah tidur.
“dek...kok baru pulang? tadi aku cari ke lapangan basket kok gaada? Mana awut-awutan gitu, gimana main basketnya?”
“peduli apa kamu soal aku? aku gak perlu perhatianmu naomi...”
“lho....dek, aku kan Cuma...”
Sinka berlalu tanpa menanggapi lagi ucapan naomi, sampai di belakang ia bertemu cici ke duanya, cindy.
“kacau banget penampilan kamu...”
“iya ci, baru main basket...”
“tumben ga sama naomi...?”
“gak perlu selalu ada dia kan?”
“loh....”
“permisi ci, aku mau bersih-bersih dulu”
Si cici pun penasaran akan tingkah sinka, ia pun pergi ke ruang keluarga dimana naomi lagi asyik nonton tv sambil memegang tugas kampusnya.
“berantem???”
“apa ci? Aku? sama siapa?”
“sama sinka...”
“iya ci...”
“ngapain pakai berantem segala...jangan bikin papi kita sedih ya...baikkan sana”
“iya tadi niatnya gitu, tapi ya cici liat aja...dia masih ngambek”
“ya kamu kan cicinya, ngalah dong kamu duluan yang ngomong atau aku laporan ke ci Thea ya? biar ngadu ke mami?”
“ya gausah segitunya deh ci...iya iya nanti aku minta maaf ke dudut...”
“kamu sama dudut biasa berantem, tapi 5 menit udah baikan, ini beda lebih dari 5 menit belum baikan...ini buruk lho, masalah apa sih?”
“udah cici ga perlu tau, aku ke kamar dulu ci...”
“eh naomi...dasar”
Sinka langsung menyiram dirinya di bawah shower, membersihkan tubuhnya dari kenajisan yang baru dialaminya. Tubuhnya terduduk di box shower itu kemudia ia mulai menangis menumpahkan segala perasaannya. Ini adalah hari yang buruk baginya dan tak ada yang mampu memperbaikinya termasuk minions.

Bersambung

Author: CrimsonArmored1686
Load disqus comments

0 komentar