Di kamar kostnya Debi berbaring sambil melamun. Diluar gerimis yang turun sejak pagi belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malem, dikota yang memang berudara sejuk. malem minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Debi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah sebuah wajah cantik berkerudung. Tante Nita, ibu kostnya sendiri.
Dibayangkannya wanita itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, menguraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih bersih dan sepasang susu montok yang disangga bra merah jambu. Dan susu itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang buah dada padat
berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik CD, yang sewarna bra, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari striplis, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan.
Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri cewek telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.
Bllaarrrrrrrrr! Bunyi petir membuyarkan lamunannya. Debi bangkit berdiri sambil menggaruk batang Penis di selangkangnnya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat Teh panas. Setelah membuat Teh kemudian keruang duduk untuk ngumpul nonton televisi bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar satu bulan ia kost dirumah keluarga Pak Ahmad setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Ahmad telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.
Ternyata ruang duduk itu sepi, televisi nya juga mati. Mungkin Tante Nita sudah tidur bersama anaknya karena Pak Ahmad sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Debi duduk sendiri dan mulai meghidupkan televisi.
Ternyata hampir semua saluran televisi yang ada gambarnya kurang bagus. Debi mencoba semua saluran dan cuma SC** saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.
Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Debi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia. Tiba-tiba Debi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah cewek yang biasa dipanggil Tante Nita. Debi kaget melihat kehadiran cewek itu yang tiba2.
“Ehh, Tante belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Debi tergagap
“Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab cewek itu dengan logat Sunda yang kental.
Yang membuat Debi kaget sebenarnya bukan kedatangan cewek itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari2 Tante Nita, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Tante Nita.
Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah.
Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Debi selalu tertarik dengan cewek cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Tante Nita tanpa busana.
Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Tante Nita yang masih dibawah 30 tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Ahmad.
Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Tante Nita dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan cewek itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.
Tapi malem ini Tante Nita berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tidak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Tante Nita memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Debi, Tante Nita seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.
“Gambar TVnya jelek ya?” tanya Tante Nita mengagetkan Debi.
“Eh, iya. Antenenya kali” jawab Debi sambil menunduk.
Debi semakin berdebar ketika cewek itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Debi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Debi menelan ludah.
” Semuanya jelek, ” kata Tante Nita ” Nonton DVD saja ya?”
“Terserah Tante” kata Debi masih berdebar menghadapi situasi itu.
“Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Tante Nita sambil tersenyum menggoda.
Debi faham maksud Tante Nita tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film bokep.
“Ya terserah Tante saja” jawab Debi.
Tante Nita kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Debi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai CD. Diteguknya air digelas. Agak lama Tante Nita keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam. “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping DVD sambil duduk kembali di samping Debi. Debi menerimanya dan benar dugaannya itu DVD bokep.
“Eh, ah yang mana sajalah” kata Debi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali DVD2 itu.
“Yang ini saja, ada ceritanya” kata Tante Nita mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat televisi. Debi mencoba menenangkan diri.
“Memang Tante suka nonton yang beginian ya?” tanya Debi memancing
“Ya kadang2, kalau lagi suntuk” jawab Tante Nita sambil tertawa kecil
“Bapak juga?” tanya Debi lagi
“Nggak lah, marah dia kalau tahu” kata Tante Nita kembali duduk setelah memencet tombol player.
Memang selama ini Tante Nita menonton film2 itu secara sembunyi2 dari suaminya yang keras dalam urusan moral. “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Tante Nita “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”
Debi tertegun mendengar pengakuan Tante Nita tentang hal yang sangat rahasia itu. Debi mulai faham rupanya cewek ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud cewek ini mengajaknya nonton film bokep. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.
Film sudah mulai, sepasang cewek dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Debi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik cewek disebelahnya.Tante Nita duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Debi sudah tidak ragu lagi. “Tante kesepian ya?” Tanya Debi sambil menatap cewek itu Tante Nita balik menatap Debi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
“Kamu mau tolong saya?” tanya Tante Nita sambil memegang tangan Debi. “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Debi ragu-ragu tapi tahu maksud cewek ini. “Jangan sampai Bapak tahu” kata Tante Nita“Itu bisa diatur” lanjut Tante Nita sambil mulai merapatkan tubuhnya.
Debi tidak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh cewek itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Tante Nita. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup.
Tanpa menunggu lagi bibir Debi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu.Debi semakin yakin bahwa cewek ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Tante Nita.
Bahkan terkesan cewek itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Tante Nita memegang belakang kepala Debi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Debi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang cewek itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Tante Nita. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.
Tante Nita bergetar ketika jemari Debi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Debi memang mulai merambah seputar selangkangan cewek itu yang masih terbungkus CD. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Tante Nita telah merenggangkan kedua pahanya.
Dan rupanya Tante Nita telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malu2 ditariknya CD itu, dibantu oleh Debi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.
Segera saja tangan Debi merambahi kembali lembah hangat milik Tante Nita yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu2 jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Debi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.Tante Nita makin mendesah ketika jemari Debi mulai menyentuh bibir vaginanya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Tante Nita rasakan pada daerah kemaluannya.
Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba susunya sekilas dan ketika batang Penisnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang vagina Tante Nita. Bahkan ketika lubang vagina itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Tante Nita.
Selama hampir 8 tahun menikah, Tante Nita belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya.
Ahmad suaminya yang berusia hampir 45 tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.
Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang.
Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan sperma didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.
Sehingga selama bertahun2, Tante Nita tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang sperma suaminya bila tangkinya sudah penuh. Tante Nita sebagai cewek, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.
Selama bertahun2.Hanya kira2 setahun ini Tante Nita bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati.
Dari wanita ini, Ayu namanya, Tante Nita mendapatkan film2 bokep yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.
Tetapi sebagai cewek normal Tante Nita tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Tante Nita. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar. “Aaahhh..terus Bi..” desahnya membara.
Emutan bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Debi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Tante Nita mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Tante Nita dapat meredam hasratnya.
Tidak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.malem ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Debi kost dirumahnya, Tante Nita telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.
malem ini Tante Nita tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Debi mulai menyusuri leher jenjang Tante Nita yang selama ini tertutup rapat. Mulut Debi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Tante Nita,
tapi tiba-tiba Debi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Tante Nita yang mengangkang dimana bibir vaginanya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Debi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Tante Nita juga faham maksud Debi.
Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Debi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Tante Nita menunduk memperhatikan kepala Debi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka.
Dilihatnya televisi yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Debi selangkangan cewek yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.
Debi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. Lubang mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu.
Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Debi bergeser mendekati lubang vagina itu untuk lebih menguakkannya.. “Ahhh….!” Tante Nita mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir vaginanya.
Desahannya semakin menjadi ketika lidah Debi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Tante Nita blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Pinggulnya dihentak -hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Debi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi susu yang montok padat.
Rupanya Tante Nita sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga bra yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga cewek yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati vaginanya.
Mata Tante Nita merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Debi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film bokep.
Demikian juga dengan Debi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat cewek berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya.Jilatan dan rabaan Debi rupanya telah menaikkan nafsu Tante Nita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak.
Tante Nita yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Ayu dan ketika menonton film bokep sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme.
Dengan ganas di tariknyanya kepala Debi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Debi yang mengesek vaginanya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu. “Aduh,,,,,,gusti…! UUUhhh,,,enaknyo,,, !” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.
Debi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Tante Nita merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Tante Nita menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki,
nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Debi kembali membuka sehingga Debi dapat melepaskan diri. Muka Debi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Tante Nita.
Debi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi cewek telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang cewek itu secara utuh. “Matur nuhun yaaa Bi” kata Tante Nita berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.
Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Debi telah berdiri telanjang bulat dengan batang Penis mengacung keras. Batang Penis yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Debi mendekat dan meraih tangan Tante Nita, dan menariknya berdiri.
Kemudian Debi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang cewek itu lebih seksama.” Kenapa sih?” tanya Tante Nita sambil senyum-senyum. “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Debi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.
Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Tante Nita, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Tante Nita memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional.
susunya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.
Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang Penis Debi. Dan Tante Nita yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Tante Nita kembali duduk sambil tetap menggengam batang Penis itu.
Debi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata cewek ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.Dengan mata berbinar diperhatikan batang Penis yang tegang dihadapannya. Penis yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Tante Nita ingin merasakan mengemut Penis lelaki seperti yang dilihatnya difilm bokep.
Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala Penis yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu.
Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang Penis yang telah basah itu dan dikulumnya. Debi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Tante Nita mulai melumati batang Penis didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.
Tante Nita mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang Penis itu dengam giginya, membuat Debi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Tante Nita adalah rasa air mani lelaki.
Karena itu ia ingin merangsang Debi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Tante Nita yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.
Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. tidak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Debi yang batang Penisnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi.
Emutan mulut Tante Nita meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya…. “Ah Tante, sudah mau keluar nih” desis Debi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.
Tapi Tante Nita yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan Emutannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang Penis itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Tante Nita. Debi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Tante Nita semakin menguatkan Emutan bibirnya di Penis itu.
Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Tante Nita semakin keras mengocok batang Penis itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang Penis Debi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang Penis itu. Tanpa rasa jijik atau mual.
“Bagai mana rasanya Tante?” tanya Debi. Ia kagum ada cewek yang mau menelan air maninya dengan antusias. “Enak, gurih” kata Tante Nita tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Tante Nita bangkit.
“Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono. Debi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang Penisnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Tante Nita di dapur membuatkan minuman.
0 komentar