Crimson Story series : The Revenge 5

Vendetta saga part 2


kesadaranku perlahan mulai kembali saat menyadari perasaan geli aneh di beberapa bagian tubuhku. selain itu aku juga mendengar samar-samar suara lenguhan disertai desahan, dimana aku sekarang?

"ahh....ohhh...lebih kerassshhh tuaaan..."

"iyaah tuann remmassh, remassh yang kuaat"

tak bisa kutahan rasa penasaranku sehingga aku pun membuka mataku dengan segenap keberanian yang kumiliki. aku sangat terkejut atas apa yang saat ini sedang aku lihat, saking kagetnya aku bahkan tidak menyadari bahwa kondisiku sedang dalam keadaan telanjang bulat dan terikat.

"ahh... kalian siapa, apa yang kalian lakukan?"

Gadis pertama memiliki dada yang lumayan dari segi ukurannya dan terlihat masih kencang sedang menjilati penisku, sedangkan gadis yang satunya terlihat seperti gadis tomboy juga sedang menjilati puting dadaku, damn... nikmat sekali rasanya,eh tapi tunggu artinya aku sedang diperkosa para gadis-gadis ini dong?

"ah apa sedang kau pikirkan, hai night vendetta?"

Aku tersentak oleh suara parau dari seorang lelaki, aku mencari asal suara itu berasal sampai aku tertuju pada seorang lelaki yang duduk diatas sebuah tempat duduk mirip singgasana seorang raja dengan seorang gadis berada dipangkuannya terlihat lemas serta memeluknya, aku tidak bisa melihat siapa gadis itu karena ia membelakangiku

"tuaan, saya sangat terpuaskan oleh penis besar tuaan hari ini"

"hahaha tentu saja budakku Sendy, tidak ada yang tidak terpuaskan oleh penisku ini....kau lihat Hai Vendetta palsu, apa kau sudah menyadari para gadis-gadis ini siapa? hahaha"

"ya....Mereka Adalah Eks Member Jkt48!!! Dhike Ghaida serta Sendy, Mereka para budak-budakku Vendetta Palsu , Teman Melody!!! Bisma bukalah topengmu!"

Apa!!! Para eks member??? Budak-budaknya??? Sial!!! Mel sorry!!!

“hai para budakku, mendekatlah....”

Sontak bagai diperintah tuannya, dhike dan ghaida meninggalkan tubuhku. Mereka dengan tubuh telanjangnya berjalan dengan seksinya mendekati tuannya, sialan apa yang sebenarnya terjadi....

“bisma...seharusnya kau tidak perlu ikut campur dalam masalah yang tidak ada sangkut pautnya denganmu....kau harus membayar mahal karena ulahmu....”

“kau vendetta sudah keterlaluan, apa salah mereka hingga kau perlakukan mereka bak pelacur???” walau keadaanku seperti ini, aku sangat marah atas tindakkannya yang merendahkan wanita seperti yang si sampah ini lakukan....

“kau marah padaku atau Vendetta?”

Apa maksud perkataannya? Bukankah dia itu vendetta, lalu kenapa dia berkata demikian? Celaka aku tidak tahu jawabannya, tuhan bantu aku memahami semua ini. namun nampaknya tuhan mendengar doaku, beberapa menit kemudian sosok yang akrab di mataku datang, loh vendetta?

“vendetta, dia kesal padamu tuh...”

“bisma....bisma....dalam keadaanmu sekarang kamu bisa apa? ”

“kalian orang yang berbeda....?”

Tak perlu juga aku bertanya, memang mereka berbeda tapi siapa vendetta ini, melody bilang dia ini kemungkinan eks member. Terdiam sejenak aku jadi ingat melody dan handycamnya, sial....

“ada apa vendetta, kenapa kamu ada disini?”

“aku tadi sempat bertemu melody dirumahnya....dia mengira diriku cleo...”

“hmm...cleo, analisisnya sih hebat....Cuma cleo yang kemungkinan punya masalah dengannya...mungkin juga karena kau terang-terangan datang kerumahnya...”

“mungkin....lalu mau diapakan bisma sekarang???”

“hahaha....dia maksudmu? Dia harus membayar aksinya sebagai vendetta palsu”

Bicara apa mereka berdua, rumah melody? semoga dia baik-baik saja. Artinya dia sudah mengawasi kami sejak awal pertemuan direstoran? Artinya handycamnya ada ditangan mereka. sial...sial...sial... bagaimana dia bisa tahu. Sekarang lelaki itu tengah berbicara dengan vendetta dengan bisik-bisik mengabaikan ke 3 gadis yang masih dalam keadaan telanjang itu. entah firasatku berkata ini akan jadi buruk untukku...

“hai vendetta palsu, aku ada urusan sekarang...para budakku semua tolong beri hukuman untuk si palsu ini...aku ingin dia siap saat hidangan utama kita tiba...”

“ahh~~~~ artinya tuan tidak akan memuaskan kami malam ini? tuan sudah janji mengumuli kami, meremas-remas dada kami”

“ahh...budak-budakku nanti setelah urusanku selesai akan ku semproti memek-memek kalian dengan pejuhku hahahaha...”

“ahh...baiklah tuan....”

Mereka bisa seperti itu, apa yang lelaki ini lakukan sih? Dasar penjahat kelamin. Hukuman macam apa yang akan mereka beri buatku, harusnya dulu aku gak ikut-ikutan masalah ini sih. Disaat aku merenung tiba-tiba aku merasa seseorang memegang penisku.

“nah...tuan palsu, mari mulai...”

“tunggu dhike...sadarlah...arrrhhh”

Dhike tidak memberi kesempatan untukku untuk berbicara lagi, buru-buru dia memasukkan batang penisku kedalam dan menghisapnya kuat. Desahan keluar dari mulutku memenuhi seluruh ruangan, walau Cuma hisapan tapi rasanya benar-benar luar biasa.....

“ahhh...dh...iii...kkeee...sudahhhhh”

Bukan berhenti dia justru malah menghisapnya makin kuat. Untuk kakek buyutku disurga aku harus berterima kasih bisa merasakan rasa senikmat ini.....ah ngaco...pikiranku jadi ngaco karena diperlakukan seperti sekarang....

“lihatlah Vendetta, si palsu itu sedang mendesah-desah keenakan hahaha...mari kita pergi hahaha”

Sial, dia menghinaku....apa daya aku sedang terikat seperti huruf X saat ini. harga diri sebagai lelaki akan dipertanyakan bila sampai mereka bertiga benar-benar memperkosaku. Dan nampaknya kesialanku baru akan dimulai. Ghaida datang membawa handycam mendekat kearahku....

“lihatlah semua, kami sedang berpesta dengan night vendetta....awww...aku jadi semakin panas...”

Sumpah aku seperti merasa di dunia dan dimensi lain, belum pernah aku melihat sisi gadis tomboy melakukan desahan manja seperti ghaida, sungguh ini membuyarkan imajinasiku soal dirinya. Dibawah dhike masih terus melakukan kegiatannya, sesekali ia menjilati kepala penisku kemudian menghisapnya lagi dan membuatku mengilu.

“ah...jangan lupakan aku sayangg....”

Sendy datang dan mengangkangkan vaginanya ke wajahku, sial....dia minta aku membersihkan bekas sperma lelaki keparat tadi. Aku mati-matian menolak namun sendy menekan lagi vaginanya sehingga rasanya aku seperti tidak bisa mengelak lagi, baiklah...baiklah...

“iaaahhhh....”

Desahannya keluar saat aku mulai memainkan lidahku di area vagina miliknya, aku sendiri tidak tahu kenapa seperti terdorong untuk bermain-main dengan mereka. perlahan aku mulai memasukkan lidahku dan menjilatinya, kubuang jauh-jauh rasa jijikku. Tak memakan waktu lama ghaida juga dengan handycam ditangannya mendekat, nampaknya dia juga ikut panas dengan aksi 2 sahabatnya. Sendy menyambutnya dengan ciuman bibir liar, mereka saling berpagutan dan tangan sendy meremas-remas dada ranum ghaida, yang lumayan juga ternyata saat mengeras.

“clllepphh...cleeepphh...”

Hanya itu yang ku dengar dari bawah vagina sendy. Dua gadis itu benar-benar liar, aku bahkan sampai terbelalak melihat adegan liar mereka. konsentrasiku jadi teralih gara-gara mereka, dibawah dhike mulai makin tak terkontrol, ia kini berani meremas buah zakar milikku. Aku Cuma bisa merem melek menghadapi semua ini. apa yang bisa ku lakukan? Terikat dalam keadaan terlentang seperti sekarang.

“ahhhh...ahhh...kak sendy....”

Aku dikagetkan oleh teriakan desahan ghaida, rupanya vagina gadis itu sudah dijejali 3 jari sendy. Jari-jari itu terus mengkocok vagina ghaida dengan cepatnya sehingga membuat ghaida terus mendesah tak karuan. Baru aku memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh sendy terhadap ghaida, tiba-tiba sesuatu dengan cepat menghisap penisku....rasanya sungguh nikmat...

“ahhh......”

Ternyata dhike sudah memasukkan batang penisku kedalam vaginanya, pantas rasanya nikmat sekali. Tak ingin mengganggu kesenangan sahabatnya, sendy mengangkat vaginanya dari wajahku. Ia fokus menyerang ghadia yang kini ia tindih disampingku.

“arrhh...dhike....”

Dhike mulai menaikan ritme naik turunnya, bisa kulihat punggungnya yang bersih putih dari sini. Setiap ia menurunkan pantatnya, disaat itulah desahanku keluar, seandainya tanganku bebas pasti aku sudah menjamah payudaranya sekarang. Selama hampir 10 menit dhike terus menggoyang penisku, namun belum juga tanda-tanda dia akan mencapai klimaks, kini ia sudah menghadap tubuhku...mempertontonkankan payudara miliknya yang kini ia remas sendiri dengan kedua tangannya.

“ahhh...ahhh....dhike suka...aahh...dhikkee mauu keluaaarrrgghhh.....”

Dhike dengan memutar pinggulnya, layaknya ia bergoyang di hallowen night mengakhiri permainannya. Tubuhnya ambruk, kepalanya bersandar didadaku. Desahan nafasnya masih terasa didadaku, tubuhnya mengkilap karena keringat.

Mataku beralih mencari ghaida dan sendy, tadi memang disampingku, namun karena aku terlalu fokus pada permainan dhike, aku tidak tahu kalau mereka sudah tidak ada disampingku sekarang. Baru kusadari ternyata gaida dengan strap on tengah menggenjot vagina sendy dengan kasarnya sambil terus meremas payudara sendy yang menurutku ukurannya lumayan besar.

“Aarrgghh…ayo dong ghai.... yang kencang…puasin aku aaahhh!”

“iya kak....cleeephh....”

Keduanya terlibat dalam permainan panas, kulihat dhike ia masih kelelahan namun tersenyum penuh arti.

*************************************************************************************

***3rd pov

Sementara itu , di lain tempat rencana jahat tengah disusun oleh sang tuan rumah serta budak setianya Vendetta. Kedua orang itu berada disebuah kamar mirip Vip hotel berbintang 5, nampaknya si tuan besar akan menagih sesuatu.....

“kau adalah budakku yang paling kuandalkan...”

“ah...iya tuan saya paham, saya siap melakukan apapun untuk tuan...”

“bagus...bagaimana dengan hidangan utama kita? Kapan ia tiba?”

“anak buah saya sedang mengirimnya kemari tuan...”

“hebat juga kau bisa menyembunyikan identitasmu dari mereka berdua...apa kau menyogoknya dengan ini?”

“ahhh....tuaannn”

Si tuan meremas dada si vendetta, yang ternyata seorang wanita. Tau apa yang dimau tuannya, vendetta melucuti satu persatu pakaiannya. Kini ia berubah menjadi sosok wanita yang sangat cantik, tubuh telanjangnya benar-benar indah, ukuran dadanya juga sangat pas dipadu dengan tubuhnya yang putih bak seorang dewi.

“aku benar-benar rindu layananku, pelayanku yang paling berharga...”

“ijinkan pelayanmu yang haus akan pejuhmu ini melayanimu tuan....”

“lakukanlah...puaskanlah tuanmu ini....”

Si gadis itu mulai menurunkan celana panjang tuannya, ternyata si tuan sudah sangat terangsang...batangnya telah berdiri tegak tersiksa didalam celana dalamnya. Begitu ia turunkan celana dalamnya maka penis raksasa itu meluncur keluar, tegak menantang.

“tunggu budakku...sebelum kau belum saatnya bermain dengan itu....berdirilah...”

“baik tuan...”

Dengan penuh kepatuhan, gadis itu berdiri dan langsung menerima cumbuan dari tuannya...membiarkan setiap bagian tubuhnya diciumi dan dijilati oleh si tuan. Puas menciumi dan menggerayangi setiap lekuk tubuh budaknya, membuat nafsu keduanya saling membara. Saat majikannya mencium bibirnya ia juga membalas ciuman itu, sosoknya kini benar-benar berbeda antara menjadi vendetta dan menjadi budak seks sang majikan.

“eemmhh....emmhh...”

Desahnya pelan saat tangan sang majikan mendarat di dadanya dan diikuti remasan-remasan lembut pada kedua payudaranya. Kini iya benar-benar terbuai oleh rangsangan-rangsangan yang tiada henti menyerang tubuhnya, sungguh ironi tubuh indah itu harus jatuh ke tangan orang yang salah...yang hanya sungguh memperbudak dirinya tanpa mencintainya sama sekali.

Kini tubuhnya sudah tergolek di ranjang dengan penuh kepasrahan dan berharap agar tuannya segera memberinya kenikmatan yang sudah ia idam-idamkan sejak tadi. Namun sayang, sang majikan belum akan memberikannya apa yang ia nantikan.

“sluuurrphhh....cleeephhh...”

“ahhh....tuaaannn....”

Ternyata si majikan lebih memilih menjilati vaginanya ketimbang memasukkan batang penisnya. Lidahnya bermain-main di dalam vagina tersebut, menyapu setiap sisi dalam vagina itu dan membuat si empunya Cuma merem melek menikmati sentuhan lidah itu. karena didorong oleh rasa rindu yang lumayan hebat akan disetubuhi majikannya membuatnya tak mampu menahan lebih lama lagi....

“eeennngghhh....”

Gadis itu mencapai klimaksnya yang pertama, namun tetap saja malam ini ia harus mendapatkan apa yang pantas ia dapatkan setelah kerja kerasnya beberapa minggu.

“tuan...ijinkan saya yang melayani tuan...”

“baiklah....”

Tak butuh waktu lama sang majikan berbaring dengan penuh senyum, ia sudah tak sabar menerima service dari budaknya yang paling berharga ini. gadis itu menaiki penis sang majikan yang sudah mengacung dengan tegak. Dengan perlahan gadis itu mengarahkan penis itu memasuki vaginanya diiringi erangan nikmat dari mulutnya. Penis majikan itu akhirnya terbenam seluruhnya di vagina gadis itu.

“Uugghh…sempitnya, mantap sekali…ayo goyang manis!” perintah majikannya sambil tangannya meremas payudara kanan gadis itu.

“Ahhh…ahhh!”

mulut gadis itu mulai mengeluarkan desahan seiring dengan tubuhnya yang mulai naik turun. Goyangan erotisnya benar-benar membuat sang majikan merem melek tak kuasa menahan. namun baru saja kenikmatan itu melayang di kepalanya, ketukan pintu kamarnya harus membuyarkan segala kenikmatan tersebut. Dengan kesal iya harus berhenti sejenak menikmati tubuh budaknya.

“ pakailah kostum vendettamu di kamar mandi...cepat...”

“baik tuan...”

“sial...padahal belum dapat enaknya....”

Tak berselang lama ia akhirnya membukakan pintu kamarnya, terlihat seorang bodyguardnya ada didepan pintu dan menyampaikan sebuah informasi yang sebenarnya sudah ia tunggu, namun tetap saja ia sangat kesal karena ia baru akan merengkuh kenikmatan.

“kau tahu aku sedang berdiskusi dengan Vendetta....kenapa kau datang kemari?”

“maaf tuan, saya ingin menyampaikan bahwa seorang gadis yang tuan tunggu sudah sampai”

“huh...benarkah?”

“iya, saat ini masih berada di ruang penerimaan tamu, gadis itu masih belum sadarkan diri...”

“bagus, pergilah duluan...aku akan menyusul bersama vendetta”

“baik tuan...permisi...”

Pria itu membalikkan badan dan bersiap melangkahkan kakinya meninggalkan kamar tersebut namun sesuatu tak terduga harus ia terima. Jleeebbb....sebuah pisau menusuk leher belakangnya, bodyguard itu Cuma mengaduh...

“apa salah saya tuan....kenapa...?”

“kesalahanmu adalah datang ke kamar ini disaat aku dan tuanmu sedang berdiskusi” vendetta muncul dari dalam ruangan

“kau benar vendetta...ia pantas menerimannya....ayo pergi ke bawah...”

Dua sosok keji itu meninggalkan bodyguard yang tergeletak di lantai depan kamar tersebut yang karpetnya kini basah oleh lelehan darah para bodyguard.

***

kembali ke ruangan Dhike,Sendy,dan Ghaida yang sedang menghukum sang Vendetta palsu. namun bila diperhatikan lebih jauh tidak nampak bahwa mereka sedang menghukum pria tersebut, sebaliknya justru terlihat mereka yang dihukum oleh sang vendetta.
"ahh...sluurp..."
tubuh sendy kini maju mundur mengikuti irama sodokan penis bisma di anusnya, tubuhnya sendiri dipeluk oleh ghaida yang menusuknya dari bawah dengan strap on. dua lubangnya terisi penuh oleh 2 batang penis.
sedangkan dhike tergeletak tak jauh dari mereka dengan vaginya menganga dan sperma bisma keluar dari sana, meluber keluar, tubuhnya masih bergetar setelah di hajar bisma. dhike sendiri yang melepaskan ikatan kaki dan tangan bisma hingga kini ia bisa bebas seperti sekarang, namun alih-alih kabur bisma malah justru memperkosa tubuh dhike bagai kesetanan, sedangkan dhike cuma mendesah keenakan.
"ouugh...iyaah terus ough"
cuma kalimat itu yang keluar dari mulut sendy, ketika strap on dan Penis itu saling menyodok vagina dan anusnya secara bergantian. Sendy tak kuasa menahan serangan dari mereka berdua apalagi dari bisma, bukan malah mereda justru malah sebaliknya pria tersebut semakin kesetanan. Dengan kasar ia memaju mundurkan penisnya membelah belahan pantat sendy sambil meremas-remas dan sesekali menamparnya.
“hoaarrrgghhh....ayo sendy.....”
“ahh...sakkittt...jangaaann...kasaarr...akhhh...”
Sementara ghaida sendiri dibawah tubuh sendy terus menjilati lehernya, tak butuh waktu lama membuat sendy orgasme lagi yang kesekian kalinya. Diiringi dengan meremas-remas pinggul sendy ghaida juga ikut menaikkan temponya dari bawah. Tak ayal situasi ini membuat sendy dan bisma makin terbawa libido mereka. 3 menit berselang sendy mengejan, tubuhnya bergetar, ia langsung di pagut oleh ghaida yang ada dibawahnya
“ghai...ahhhh...akkku...mau keluaarrgghh....mmmmmhhhh”
Tubuh itu mengejang diikuti rembesan cairan cintanya keluar dari celah-celah strap on yang menancap di vagina miliknya. Bisma pun menarik keluar penisnya dari lubang pantat sendy. Sendy berguling ke samping ghaida saat bisma tidak lagi menindihnya. Bisma sendiri juga sudah banjir keringat, meskipun demikian ia belum juga mencapai klimaks.
Ghaida pun berdiri dan hendak melepas strap on yang ia pakai, ia juga nampak kelelahan karena dari tadi bermain terus dengan sendy. Ke dua sahabatnya terlihat sudah tumbang, sendy bahkan tubuhnya masih bergetar bahkan cairan cinta miliknya masih terus mengalir keluar. Karena fokus pada dua sahabatnya ia tidak fokus pada bisma, dengan mata kemerah-merahan pria itu mendekapnya dari belakang.
“tunggu...jangan ahhhh...”
Bisma mencubit puting kanan ghaida sambil tetap memeluknya dari belakang lidahnya menjilati leher ghaida, menyapu bulu-bulu halus milik ghaida. Sambil menjilati leher gadis itu, tangan kirinya berpindah menggesek-gesekkan jarinya ke vagina gadis itu.
“ahhh.....”
Desahan ghaida keluar saat jari itu mulai menggesek vaginanya. Sedangkan diatas serangan dari tangan dan jilatan lidahnya pada payudara dan telinganya makin membuat gadis itu blingsatan. Secara bergantian baik dari remasan hingga pelintiran pada putingnya terus ghaida terima, sementara ia terus mendesah penis bisma masih terus mengeras, justru ada hal janggal. Penis itu seperti berubah ukuran diameternya menjadi lebih besar dan panjangnya juga bertambah.
Terus diperlakuan demikian membuat gadis itu kian memerah wajahnya, kini ia memejamkan mata dan mendesah terus-terusan layaknya ia sedang bercinta saja. Padahal saat ini ia hanya mendapat belaian dan permainan lidah dari bisma. Benar saja tak berapa lama, otaknya mengirim sinyal darurat ke seluruh syaraf tubuhnya.
“ahhh...stooopppp....aakuu....”
“ahh...heii vendetaaa...palsuuu....kauu tuli yaaa....ku bilang stop aku sudaaahh gaa taaahhaaann....”
“aaahhhh.........”
Tubuh ghaida tegang, teriakannya membahana di seluruh area tersebut. Melihat itu bukannya berhenti bisma malah menyumpat vagina gadis itu dengan 2 jarinya masuk ke dalam lubang itu, dan mulai mengocoknya dengan sangat kencang seperti ingin menjebolnya saja.
“aaahhh....ampppunnn....vendettaaa.....”
“aaahhhh...vendettaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Gadis itu mengejan lagi diiringi teriakan panjang, multiorgasme. Tubuhnya ambruk, kakinya terasa lemas bak tidak ada tulang yang mampu meyangganya. Bisma pun benar-benar menjadi monster kali ini, bukan memberi jeda sejenak kepada ghaida yang sedang bergetar karena dilanda orgasme barusan ia malah menjejalkan mulutnya pada gadis itu.
“vendetta palsu...aku lelah....please kasih aku istirahat ya?”
Tidak menjawab pertanyaan gadis itu, bisma malah memencet hidung gadis itu dan memaksanya sulit bernafas. Saat mulut gadis itu terbuka lagi bisma langsung menancapkan penisnya yang telah berbuah menjadi seukuran penis kuda, baik dari diameternya maupun ukurannya.
Mulut gadis itu tak mampu menampung batang penis raksasa itu, hanya masuk setengah saja sudah membuat mulut itu penuh. Tanpa ampun bisma memaju undurkan penisnya dengan kasar menghujam-hujam mulut gadis itu, tangannya menekan kepala gadis itu sambil terus memaju mundurkan penisnya.
“eeemmmhh...engghhh...”
Gadis itu berusaha berteriak ‘hentikan’ tapi percuma karena bisma sudah seperti monster haus seks yang terus menerus meminta ‘service’ dari para gadis tersebut. Hampir 5 menit terus menerus dihujam membuat membuat gadis itu lunglai, melihat itu bisma melepasnya dan langsung gadis itu ambruk kebelakang. Kini posisi gadis itu tengah terlentang pasrah, jarangkan bergerak, menahan agar ia tetap sadar saja susah.
Melihat gadis itu lunglai dan terlentang seperti pasrah membuatnya makin kesetanan ia posisikan penis besarnya yang kini sangat tegang maksimal layaknya sebuah tongkat berukuran raksasa. Melihat itu ghaida yang masih lunglai dan lemah itu berusaha memberi isyarat gelengan ‘tidak, itu terlalu besar’
“yamete yo!!!”
Seperti mendapat energi, gadis itu berteriak ‘berhenti’ saat penis itu mulai membelah bibir vaginanya. Mati-matian ia berusaha menggeser pinggulnya ke kiri-ke kanan agar penis itu tidak masuk ke vaginanya. Namun itu hanya mengulur sebentar saja saat bisma mencengkeram pinggul gadis itu dan jleeebbbbbbb.....
“aaarrrggghhhhhh...aaaahhhhhhhhhhh”
Penis itu membelah dan masuk hingga mentok menyentuh rahim ghaida. Walau demikian penis itu rupanya tidak masuk sepenuhnya. Ghaida tubuhnya tak bisa bergerak karena dirundung antara rasa perih dan vaginanya penuh, sedikit saja ia menggerakkan pahanya rasanya sangat perih luar biasa. Pikirannya kini hanya diliputi rasa takut apakah penis raksasa itu nantinya akan membuat vaginanya menganga selamanya.
“ahhh...ahhh...”
Bisma mulai menggoyang penis raksasanya menghujam vagina ghaida. Rasa perihnya tak bisa ia gambarkan, vaginanya terasa penuh tanpa celah. Sambil meremasi pinggul ghaida bisma terus menggoyang pantatnya maju mundur dengan ritme tak beraturan. Suara lenguhannya mengisi seluruh ruangan itu, sedangkan ghaida Cuma bisa menjerit diiringi airmata mengalir dari matanya.
“saakiitt....hentikaann...saaakiiitt....”
Makin ghaida berteriak demikian bisma makin terbawa nafsunya, tak tanggung demi mendapat remasan vagina ghaida, pria itu meninju-ninju perut gadis itu. rasa sakit ghaida makin membuat vaginanya makin tegang dan meremas-remas penis raksasa itu
“arrrgghh....enaaakk....”
Untuk kali pertama bisma mengeluarkan desahan pertamanya yang nyaris tenggelam setelah menyetubuhi dhike, pikirannya melayang hilang ditelan nafsunya. Kini ia sudah diliputi rasa tidak peduli yang penting hanya ‘ngentot’. Sambil meningkatkan ritmenya makin kencang tak beraturan bisma juga meremas dada ghaida, walau ukurannya masih jauh dari milik dhike ataupun sendy ia sudah tidak peduli, tetap ia meremasnya dengan kasar.
“uhhhh...uhhh...aku sudaahh....tidaaakkk kuattt...lagi.....tuaann...toolloonggg...budaakkmu ini...”
Ghaida pun kehilangan kesadaran saat tubuhnya masih terus terguncang oleh sodokan penis raksasa bisma, sungguh ia tidak merasakan rasa lain selain rasa sakit, perih, dan letih. Bisma sendiri memang sudah seperti menjadi monster seks, hanya seks dan seks yang ada di kepalanya, 3 gadis telah iya tumbangkan, namun setidaknya dhike masih beruntung di banding 2 rekannya. 15 menit menyetubuhi dan mencumbui tubuh pingsan ghaida membuat bisma akan mencapai puncaknya.
“”aarrrgghhh....ahhhhhh”
“crooot...crooottt...crotttt....croootttt”
Berkali-kali penis itu memuncratkan isinya di dalam vagina ghaida, luar biasa. Saat penis itu keluar dari lubang vagina itu, bagai air terjun darah dan sperma ghaida, maupun sperma bisa mengalir deras. Darah itu berasal dari gesekan penisnya yang dipaksakan masuk ke vagina ghaida sehingga membuatnya lecet dan berdarah, vagina itu juga tak mampu menampung sperma mereka berdua.
*************************************************************************************
Sedang beberapa saat sebelumnya vendetta dan tuannya telah tiba di lobby.
“ah...melody...” senyum bahagia tersungging dari wajahnya
“kamu!!! Siapa? Dan Vendetta ah bukan Cleo...”
Amarah melody meledak-ledak saat melihat vendetta disini, pasti dialah dalang yang menculiknya di apartement rahasia bisma. Ia masih penasaran dengan lelaki yang ada bersama si vendetta, seperti pernah melihat tapi dimana.
“ah melody ini pertemuan kita yang pertama kali...ya bersikaplah sopan santun”
“sopan santun? Anda menculik saya apa itu juga tindakan sopan santun? Lepaskan ikatan tangan saya”
“ah...maaf soal kekasaran orang-orangku” si tuan mendekati melody sambil berusaha melepas tali yang mengikat tangannya dibelakang punggung melody
“Vendetta kau sungguh keterlaluan dalam memperlakukan tamuku...oh budak”
Kata budak ia ucapkan dengan lirih. Meski demikian melody bisa mendengarnya dengan jelas kata budak tersebut. Sontak ia dengan nada tinggi berteriak kepada si tuan yang ada di belakangnya yang mengulur-ulur untuk melepas tangannya
“apa maksud anda dengan budak?”
“hahahaha....” semua bodyguard si tuan tertawa
“ini yang dimaksud dengan budak...”
Tuan itu mendorong melody ke sofa dibelakangnya, melody yang terkejut pun jatuh ke sofa itu dengan terkejut. Lelaki itu lalu menindihnya dan berusaha mencium bibir melody, ia berusaha memaksa menerima ciuman dari bibirnya. Melody tentu saja menolak, ia berusaha menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghindari bibir sang tuan.
Plaaakkkk....plaaakkk....plaaakkk...plaaakkk......
Sang tuan menampar melody berkali-kali atas tindakan melody yang kurang ajar itu, bagi dirinya tentu saja.
“dasar budak kurang ajar....tak tau diri....ayo berdiri....ikut aku...”
Si tuan itu menarik paksa lengan melody dan membawanya masuk lebih dalam ke rumahnya diikuti para bodyguardnya dan vendetta tentu saja. Setelah beberapa langkah kaki ia sampai ke sebuah tempat yang melody tentu saja tak ia kenali
“lihat kebawah....lihat!!!!”
Melody dengan terpaksa melihat pertunjukan yang membuatnya terbelakak, sesosok yang ia kenali dan begitu familiar tengah melakukan adegan tak bermoral dibawah sana.
“ghaaiidaaa....Seendyyy....dan....ikey???”
“hahahaha...dan kau tahu siapa laki-laki itu?”
“bbbiiisssmaaaa.....”
Melody menutup mulutnya, seolah tak percaya apa yang sedang ia lihat. Bisma tengah dengan kesetanan mengAnal anus sendy bersama ghaida dibawahnya, sedangkan dhike tengah tersungkur tak jauh dari mereka dengan vaginanya terus melelehkan isinya dari dalam, berupa cairan cintanya.
“keparat....kau cleo....pasti kau yang melakukan ini semua!!! Apa salah mereka semua....urusanmu kan Cuma denganku...tega sekali...”
“ah...simpan tenagamu melody....” jawab singkat dari vendetta
Si tuan lalu memaksa melody menyaksikan adegan dibawah lagi, terlihat kini sendy telah mendapat klimaksnya dan terlihat ghaida berdiri dan hendak melepas strap on, begitu strap on itu terlepas, bisma menerkamnya
“astaga bisma sadarlah....kenapa kamu jadi begini?”
“itulah jika kau macam-macam denganku melody....hahahaha” tawa si tuan bergemuruh di ruangan itu sambil terus memantau jalannya persetubuhan itu.

Bersambung

Author: CrimsonArmored1686
Load disqus comments

0 komentar